Macam-macam budaya di Indonesia
Minggu, 12 Mei 2013
Jumat, 10 Mei 2013
Budaya Kalimantan Timur
BUDAYA
KALIMANTAN TIMUR
Kalimantan Timur memiliki beberapa
macam suku bangsa. selama ini yang dikenal oleh masyarakat luas, padahal selain
dayak atau suku
beradat dayak ada 1 suku yang juga memegang peranan penting di Kaltim yaitu suku Kutai.
Suku Kutai merupakan suku dayak beradat melayu asli Kalimantan Timur, yang
termelayukan akibat sistem politik masa lampau ( Budaya Melayu yang masuk dari
arah selatan ( Pasca takluknya sriwijaya dari Kerajaan Cola ) , Kekuasaan Jawa
Kartanegara dan UU Braja Niti ) awalnya mendiami wilayah pesisir Kalimantan
Timur. Lalu dalam perkembangannya berdiri dua kerajaan Kutai, kerajaan
Kutai Martadipura yang berdiri lebih dulu dengan
rajanya Mulawarman, lalu berdiri pula belakangan kerajaan
Kutai Kartanegara yang kemudian menaklukan Kerajaan
Kutai Martadipura, dan lalu berubah nama menjadi kerajaan
Kutai Kartanegara Ing Martadipura.
Di Kalimantan Timur terdapat juga
banyak suku suku pendatang dari luar, seperti Banjar, Bugis, Jawa dan Makassar.
Bahasa Banjar,Jawa dan Bahasa Bugis adalah dua dari banyak bahasa daerah yang
digunakan oleh masyarakat Kalimantan Timur. Suku Banjar dan Bugis banyak
mendiami Kalimantan, Samarinda, Sangatta dan Bontang. Sedangkan suku Jawa
banyak mendiami Samarinda dan Balikpapan.
Bahasa
Daerah
Bahasa-bahasa
daerah di Kalimantan Timur merupakan bahasa Austronesia
dari rumpun Malayo-Polynesia, diantaranya adalah Bahasa Tidung,Bahasa Banjar,
Bahasa Berau
dan Bahasa Kutai. Bahasa lainnya adalah Bahasa Lundayeh.
Lagu Daerah
- Burung Enggang (bahasa Kutai)
- Meharit (Bahasa Kutai)
- Sabar'ai-sabar'ai (Bahasa Banjar)
- Anjat Manik (Bahasa Berau Benua)
- Bebilin (Bahasa Tidung)
- Andang Sigurandang (Bahasa Tidung)
- Bedone (Bahasa Dayak Benuaq)
- Ayen Sae (Bahasa Dayak)
- Sorangan (Bahasa Banjar)
- Lamin Talunsur (Bahasa Kutai)
- Buah Bolok (Bahasa Kutai)
- Aku Menyanyi (Bahasa Kutai)
- Sungai Kandilo (Bahasa Pasir)
- Rambai Manguning (Bahasa Banjar)
- Ading Manis (Bahasa Banjar)
- Indung-Indung (Bahasa Melayu Berau)
- Basar Niat (Bahasa Melayu Berau)
- Berampukan (Bahasa Kutai)
- Undur Hudang (Bahasa Kutai)
- Kada Guna Marista (Bahasa Banjar)
- Tajong Samarinda (Bahasa Kutai)
- Citra Niaga (Bahasa Kutai)
- Taman Anggrek Kersik Luwai
- Ne Poq Batangph
- Banuangku
- Kekayaan Alam Etam (Bahasa Kutai)
- Mambari Maras (Bahasa Banjar)
- Kambang Goyang (Bahasa Banjar)
- Apandang Jakku
- Keledung
- Ketuyak
- Jalung
- Antu
- Mena Wang Langit
- Tung Tit
- To Kejaa
- Ting Ting Nging
- Endut-Endut
- Enjung-Enjung
- Julun Lajun
- Sungai Mahakam
- Samarinda Kota Tepian (Bahasa Kutai)
- Jagung Tepian
- Kandania
- Sarang Kupu
- Adui Indung
- Nasi Bekepor (Bahasa Kutai)
- Nasib Awak
- Tenau
- Luwai
- Balarut di Sungai Mahakam (Bahasa Banjar)
- Leleng (Bahasa Kenyah)
- Merutuh(Bahasa Tonyooi-Benuaq)
Seni Suara
- Bedeguuq (Dayak Benuaq)
- Berijooq (Dayak Benuaq)
- Ninga (Dayak Benuaq)
- Enluei (Dayak Wehea)
Seni Berpantun
- Perentangin (Dayak Benuaq)
- Ngelengot (Dayak Benuaq)
- Ngakey (Dayak Benuaq)
- Ngeloak (Dayak Benuaq)
Agama
Masyarakat di Kalimantan Timur menganut berbagai agama yang diakui di Indonesia, yaitu:Seni dan Budaya
Musik
- Tingkilan (suku Kutai)
- Musik Sempek/Kejien (suku Dayak Wehea)
Tarian
- Tarian Bedewa dari suku Tidung (Kabupaten Nunukan)
- Tarian Iluk Bebalon dari suku Tidung (Kota Tarakan)
- Tarian Besyitan dari suku Tidung (Kabupaten Malinau)
- Tarian Kedandiu dari suku Tidung (Kabupaten Bulungan)
- Tarian Gantar dari Suku Dayak Benuaq
- Tarian Ngeleway dari Suku Dayak Benuaq
- Tarian Ngerangkaw dari Suku Dayak Benuaq
- Tarian Kencet dari Suku Dayak Kenyah
- Tarian Datun dari Suku Dayak Kenyah
- Tarian Hudoq dari Suku Dayak Wehea
- Tarian Kejien dari Suku Dayak Wehea
- Belian
- Tarian Jepin Ujang Bentawol Suku Tidung (Kota Tarakan)
Penyembuhan Penyakit
- Beliatn Bawo (suku Dayak Benuaq)
- Beliatn Sentiyu (suku Dayak Benuaq)
- Beliatn Kenyong (Suku Dayak Benuaq)
- Beliatn Luangan (suku Dayak Benuaq)
- Beliatn Bejamu (suku Dayak Benuaq)
Tolak Bala/Hajatan/Selamatan
- Nuak (dari Suku Dayak Benuaq)
- Bekelew (suku Dayak Benuaq)
- Nalitn Tautn (suku Dayak Benuaq)
- Paper Maper (suku Dayak Benuaq)
- Besamat (suku Dayak Benuaq)
- Pakatn Nyahuq (suku Dayak Benuaq)
Perkawinan
- Ngompokng (suku Dayak Benuaq)
- Tari Kanjar (suku Kutai)
Senjata Tradisional
Upacara Adat
Kematian
- Kwangkey/Kuangkay (suku Dayak Benuaq)
- Kenyeuw (suku Dayak Benuaq)
- Parepm Api/Tooq (suku Dayak Benuaq)
Senin, 06 Mei 2013
Budaya Di Bali
1. Musik Bali
Musik tradisional Bali memiliki
kesamaan dengan musik tradisional di banyak daerah lainnya di Indonesia,
misalnya dalam penggunaan gamelan dan berbagai alat musik tabuh lainnya. Meskipun demikian,
terdapat kekhasan dalam teknik memainkan dan gubahannya, misalnya dalam bentuk kecak,
yaitu sebentuk nyanyian yang konon menirukan suara kera. Demikian pula beragam
gamelan yang dimainkan pun memiliki keunikan, misalnya gamelan jegog, gamelan
gong gede, gamelan gambang, gamelan selunding dan gamelan Semar Pegulingan. Ada pula musik Angklung dimainkan untuk upacara ngaben serta musik Bebonangan dimainkan dalam berbagai
upacara lainnya.
Terdapat bentuk modern dari musik
tradisional Bali, misalnya Gamelan Gong Kebyar yang merupakan musik
tarian yang dikembangkan pada masa penjajahan Belanda serta Joged Bumbung yang mulai populer di Bali sejak era tahun 1950-an. Umumnya
musik Bali merupakan kombinasi dari berbagai alat musik perkusi metal (metalofon),
gong
dan perkusi kayu (xilofon). Karena hubungan
sosial, politik dan budaya, musik tradisional Bali atau permainan gamelan gaya
Bali memberikan pengaruh atau saling memengaruhi daerah budaya di sekitarnya,
misalnya pada musik tradisional masyarakat Banyuwangi serta musik tradisional masyarakat Lombok.
1.
Tari Bali
Seni tari Bali pada umumnya dapat
dikatagorikan menjadi tiga kelompok, yaitu wali atau seni tari
pertunjukan sakral, bebali atau seni tari pertunjukan untuk upacara dan
juga untuk pengunjung dan balih-balihan atau seni tari untuk hiburan
pengunjung.
Pakar seni tari Bali I Made Bandem pada awal
tahun 1980-an pernah menggolongkan tari-tarian Bali tersebut; antara lain yang
tergolong ke dalam wali misalnya Berutuk, Sang Hyang Dedari, Rejang
dan Baris Gede, bebali antara lain ialah Gambuh, Topeng
Pajegan dan Wayang Wong, sedangkan balih-balihan antara lain ialah Legong,
Parwa, Arja, Prembon dan Joged serta berbagai
koreografi tari modern lainnya.
Salah satu tarian yang sangat
populer bagi para wisatawan ialah Tari Kecak
dan Tari Pendet. Sekitar tahun 1930-an, Wayan Limbak bekerja
sama dengan pelukis Jerman Walter Spies
menciptakan tari Kecak berdasarkan tradisi Sang Hyang dan bagian-bagian kisah
Ramayana. Wayan Limbak memopulerkan tari ini saat berkeliling dunia bersama
rombongan penari Bali-nya.
Tarian wali
Tarian bebali
Tarian balih-balihan
1. Pakaian Daerah Bali
Pakaian daerah Bali sesungguhnya sangat bervariasi, meskipun secara selintas kelihatannya sama. Masing-masing daerah di Bali mempunyai ciri khas simbolik dan ornamen, berdasarkan kegiatan/upacara, jenis kelamin dan umur penggunanya. Status sosial dan ekonomi seseorang dapat diketahui berdasarkan corak busana dan ornamen perhiasan yang dipakainya.Busana tradisional pria umumnya terdiri dari:
- Udeng (ikat kepala)
- Kain kampuh
- Umpal (selendang pengikat)
- Kain wastra (kemben)
- Sabuk
- Keris
- Beragam ornamen perhiasan
Busana tradisional wanita umumnya terdiri dari:
- Gelung (sanggul)
- Sesenteng (kemben songket)
- Kain wastra
- Sabuk prada (stagen), membelit pinggul dan dada
- Selendang songket bahu ke bawah
- Kain tapih atau sinjang, di sebelah dalam
- Beragam ornamen perhiasan
Langganan:
Postingan (Atom)